Kiat-kiat membina rumah tangga yang sakinah
“Keluarga merupakan unit kecil yang penting dalam pembentukan dan pembinaan keluarga sakinah. Masyarakat yang terbangun dari keluarga-keluarga sakinah adalah masyarakat yang marhamah yang selanjutnya membentuk bangsa yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Kemajuan teknologi informasi membawa berbagai macam gaya hidup yang banyak diantaranya tidak sesuai dengan nilai-nilai islam dan terlebih adanya permasalahan yang timbul dan mengganggu bahtera rumah tangga muslim yang pada akhirnya menghambat pada cita-cita mulia yaitu keluarga sakinah. “ paparnya mengawali.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa Keluarga Sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara serasi dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara internal keluarga dan lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlaqul karimah.
Kiat-kiat membina rumah tangga yang sakinah, jelas H. Afrizal ada 5 yakni:
- Menghiasi rumah tangga dengan nilai agama
- Menyisihkan waktu untuk kebersamaan, karena jalinan hubungan batin sangat diperlukan bagi pasangan suami isteri
- Menciptakan komunikasi yang baik, karena dengan dengan komunikasi yang baik, segala problem dan unek-unek dapat dikeluarkan sehingga dapat dicarikan solusinya
- Menumbuhkan rasa saling menghargai, karena suami isteri yang merasa hilang harga dirinya atau tidak dihargai hidupnya merasa tertekan dan terisolasi
- Mewujudkan keutuhan, ini artinya pihak masing-masing (suami-isteri) harus siap mengantisipasi beragam problem keluarga dengan pikiran jernih, mental sehat dan tahan emosi, saling memaafkan, bersabar, introspeksi diri, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Ada 7 mutiara menuju kebahagiaan rumah tangga. Pertama; Kapal (Rumah Tangga) Yang Kokoh, agar tidak macet dalam perjalanan, yaitu rumah tangga yang didasari atas dasar taqwa, cinta kasih, suka sama suka. Kedua, Mesin Yang Betul-Betul Baik. Hati sebagai mesin yang bagus, artinya suami isteri harus punya tujuan yang sama. Rumah tangga bukan hanya sekedar melepas hawa nafsu birahi, melainkan harus memiliki tujuan untuk mencetak generasi-generasi bangsa yang baik, kuat dan tangguh, serta bertaqwa kepada Allah swt.” Jelasnya.
Yang ketiga, lanjut H. Afrizal adalah Bahan Bakar Yang Cukup Dan Memadai. Akhlak sebagai bahan bakar. dalam berumah tangga, apabila hanya berbekal cinta dan perasaan saja, tanpa dibarengi dengan akhlak mulia, jangan berandai-andai untuk dapat menguasai medan perjuangan yang berat itu. Akhlak adalah pondasi utama dalam beragama.
“Keempat, membawa peta dan kompas. Sebagai Pedoman Perjalanan Agar Tidak Sesat Dalam Perjalanan. Al-Quran adalah peta dan kompas, bacalah al-quran dan kemudian kembalikan kepada allah. ingat kepada allah adalah obat sedangkan ingat kepada manusia penyakit.” Lanjutnya.
Kelima adalah Membawa Peralatan Yang Memadai. Nasehat adalah peralatan yang harus dibawa dalam perjalanan berumah tangga. agama adalah nasehat, maka kembali kepada ajaran agama islam dalam menghadapi setiap persoalan, sehingga mudah terselesaikan.
“Yang keenam adalah Nahkoda Yang Pandai. Suami sebagai nakhoda yang lihai, suami harus pandai memainkan peranan, dapat menjadi panutan, cerdas melihat situasi, agar penumpang, dalam hal ini isteri yang bersamanya menjadi aman dan nyaman.” Tambahnya.
Dan yang ketujuh, masih menurut H. Afrizal adalah Membawa Bekal Yang Cukup Dalam Perjalanan. Kepasrahan sebagai bekal yang cukup. dalam menjalani kehidupan berumah tangga, kita harus banyak berusaha (bekerja) dan berdoa. usaha tanpa doa akan sia-sia, begitu pula sebaliknya doa tanpa bekerja adalah mimpi atau angan-angan belaka.
sumber :
http://kemenagkarimun.blogspot.co.id/2015/12/ciri-dan-kriteria-keluarga-sakinah.html
Tag :
Keluarga idaman